ukkpharmaui

Webinar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia “Updates on antimicrobial resistance prevention”

Seminar dengan judul tema “Updates on antimicrobial resistance prevention” menghadirkan 2 (dua) narasumber yang terdiri dari Dosen dari Fakultas Farmasi UI dan Salah Satu Tenaga Kesehatan India. 

Penyampiaan Materi oleh Dr Geetanjali Kapoor, MD, MPH berbicara tentang Global burden of antimicrobial resistance: impact of one-health approach

  • AMR muncul di seluruh dunia, tetapi tingkat AMR belum dihitung. Beban global masih berlangsung, datanya belum ditetapkan.
  • Apa yang mendorong AMR? –> Eksposur adalah pendorong AMR terbesar.
  • Paparan antibiotik tidak hanya melalui asupan obat oleh manusia, tetapi juga melalui makanan dan lingkungan.
  • Apa bebannya dan bagaimana cara melakukan pengukuran? –> pengawasan.
  • Surveillance diperlukan untuk mengumpulkan data, untuk mengukur tingkat AMR yang terjadi.
  • Cara mengumpulkan data yang berkualitas memang penting, tetapi cara menyimpan data juga penting. Catatan berbasis kertas sulit dipelihara dan membutuhkan waktu untuk mencari informasi tertentu.
  • Antibiotik tidak hanya diberikan pada manusia, tetapi juga pada sektor pertanian maupun hewan. à diperlukan kerjasama yang baik antara sektor kesehatan manusia, kesehatan hewan, pertanian dan kesehatan lingkungan untuk mendapatkan data dan informasi yang komprehensif.
  • Data pengukuran AMR harus spesifik à terjadi pada umur berapa? Pasien seperti apa? Apakah terjadi di seluruh dunia atau hanya di wilayah tertentu saja?
  • WHO 15 daftar patogen prioritas.
  • DRI (indeks resistensi obat) –> satu angka sederhana yang dapat menggambarkan keseluruhan kasus resistensi obat yang terjadi di wilayah geografis tertentu. –> sebagian besar negara dalam kondisi DRI lebih dari 60%.

Penyampaian Materi oleh Erny Sagita, M.Farm, Phd.berbicara tentang Formulation Approaches to Improve Patient Adherence to Antimicrobial Treatment

  • Ada banyak faktor (setidaknya ada lebih dari 20 alasan yang diidentifikasi dari Survei Cina) yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan pasien terhadap terapi antimikroba.
  • Beberapa pendekatan formulasi dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi antimikroba.
  • Yang paling penting adalah, kita membutuhkan kolaborasi penelitian antara formulator dan praktisi klinis untuk membuktikan secara ilmiah apakah pendekatan ini dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi.

 

Sesi pemaparan materi kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Di akhir acara, terdapat sesi penyerahan sertifikat apresiasi secara simbolik kepada kedua pembicara yang masing-masing diwakili oleh Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi UI

Chat Kami
UKKPharmaUI
Hello
Apa ada yang bisa kami bantu ?